Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Kebangkitan Ilmu Politik Nusantara

Gambar
Data Buku Judul                           : Pesantren Studies 4a; Buku IV; Khittah Republik Kaum Santri dan Mada Depan Ilmu Politik Nusantara Penulis                     : Ahmad Baso Penerbit                    : Pustaka Afid Jakarta Tahun                       : April 2013   Tebal                         : xiv + 437 halaman Kebangkitan Ilmu Politik Nusantara Oleh Junaidi Abdul Munif Selama ini pesantren distigmatisasi sebaga...

Membangun Karakter Pelajar Indonesia

Gambar
Data Buku Judul                         : Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah! Penulis:                    : Prie GS    Penerbit                   : Visimedia Cetakan                    : 2012   Tebal                         : x ii + 574 halaman ISBN                          : 978- 065 - 149-X Membangun Karakter Pelajar Indon...

Wajib Belajar atau Wajib Sekolah?

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki program wajib belajar 12 tahun. Sebelumnya , kita akrab dengan program wajib belajar 9 tahun. Perkembangan zaman memaksa pemerintah untuk menaikkan standar minimal belajar , agar anak-anak Indonesia tidak tertinggal oleh anak-anak dari negara (yang dianggap) maju. Kendati dinamakan wajib belajar, yang dimaksud program ini adalah wajaib sekolah 12 tahun. Seperti dikatakan Men teri Anis Baswedan, “kalau sudah wajib belajar, jika tidak sekolah, anak bisa kena sanksi. Semua harus belajar ( Kompas, 30/10 ). Artinya, anak-anak minimal harus lulus setingkat SMA. Rincian nya adalah SD (6 tahun), SMP (3 tahun) dan SMA (3 tahun). Kita tampaknya begitu mudah dan tanpa beban menukar “sekolah” dengan “belajar”, seolah dua kata ini bersinonim. Sekolah dan belajar tentu saja adalah dua kegiatan yang sangat berbeda. Sekolah memiliki konsekuensi berupa ruang kelas, guru, mata pelajaran, jam pelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran yang terencan...