Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2009
Langkah Berat JK Oleh Junaidi Abdul Munif Jusuf Kalla memberi sinyal akan “bercerai” dengan SBY dalam pilpres 2009. Tidak hanya omong kosong, tapi JK sudah mulai bergerilya dengan melontarkan wacana presiden non-Jawa. Bagaimana peluang JK jika mengincar RI 1 dalam pilpres nanti? Sepertinya JK tidak cukup puas hanya menjadi nomor dua. Meski beberapa kalangan menyebut JK adalah the real president (presiden sesungguhnya) dalam kabinet Indonesia bersatu. Keberanian JK untuk maju menjadi capres memiliki beberapa faktor pendukung. Pertama adalah kemenangan Golkar pada pemilu legislatif 2004. Kemenangan ini diperkirakan terus berlanjut di pemilu 2009. Namun, harus diingat pada 2004 bahwa JK melenggang mendampingi SBY tidak menggunakan kendaraan Golkar secara formal. Kedua, JK belajar dari pengalaman BJ Habibie yang non-Jawa tapi berhasil menjadi presiden. Tapi Habibie menjadi presiden karena Soeharto dipaksa turun jabatan. Sama halnya dengan Megawati yang jadi presiden menggantikan Gus Dur
Jurnalisme Sastra Oleh Junaidi Abdul Munif Tahun 1992, ketika terjadi peristiwa Pembantaian Dili (Dili Massacre), Seno Gumira Ajidarma masih menjadi wartawan untuk majalah Jakarta Jakarta. Berita pembantaian di Dili, diekspos di majalahnya. Karena saat itu rezim orde baru begitu represif terhadap pers, maka Jakarta Jakarta pun ”dijewer” penguasa. Sebuah peristiwa tak melulu harus hadir lewat berita. Dengan kaidah 5 W 1 H-nya. Jiwa sastrawan Seno pun memberontak untuk menyuarakan kebenaran. Dan karena berita begitu ketat sensornya, maka Seno pun tak punya cara lain. Ia menyampaikan berita lewat sastra. Kredo-nya yang terkenal adalah Ketika Jurnalisme dibungkam, Sastra Harus Bicara. Di sini, sastra menjadi alternatif lain untuk menyampaikan berita yang begitu kejamnya. Kini, situasi berbalik. Angin reformasi menghilangkan represifisme orde baru. Media pun bebas menulis berita, apa adanya. Tak perlu takut dengan sensor, toh sudah ada undang-undang pers yang menjamin kebebasan menulis
STRUKTUR KEPENGURUSAN PAC IPNU GAJAHMUNGKUR PERIODE 2008-2009 Pelindung : MWC NU GAJAH MUNGKUR Pembina : Ahmad Sururi Syamsu Duha Ketua : Sadidi Wakil ketua 1 : Junaidi Abdul Munif Wakil ketua 2 : Saiful Rizal Sekeretaris :Junaidi Ahmad Fauzi Bendahara : Muhdiyat Fajrin Kholil Departemen-departemen: • Keorganisaisan dan Pengkaderan: 1. Sirojuddin 2. Latifah Fahri 3. Ahmad Efendi 4. Ahmadi • Dakwah: 1. M NurHamid 2. suprayoga 3. Taufik Hidayat • Bakat dan Minat 1. ZumarulAbror 2. Nur Chakim 3. Mustain • Media, Pers dan Jurnalistik 1. Yanuar Aris Budiarto 2. Nabawi • Advokasi 1. Ahmad Ridwan 2. Nurul Besihi • Kewirausahaan 1. Canda 2. Ashim • Pemberdayaan Remaja Masjid 1. Ali Musthofa 2. Nur Hasan 3. Zamroni 4. Cholid 5. Mustamir • CBP 1. Ad
Malam-malam Kesunyian :Lya Gemintang menjadi teman Di kala redup menjelma musuh Yang setia menyerang Dalam sunyi ini, Kita kembara, Mengurai benang waktu, Isyarat kata dalam retorika bahasa Lalu adakah yang kita cari? Di sela dingin, gebalau deru ambisi Yang meletup di dada putra-putri pertiwi? Sunyi adalah bahasa Tempat tersimpan makna Dari segala rahasia Malam-malam sunyi Adalah labirin Masa lalu yang sempurna 7/7/2008 Tentang Kenangan :Lya 1 Kenangan adalah jalan pulang Tempat segala yang indah Sendu dan air mata Mengalir bersama denyut sejarah 2 Kenangan adalah rumah keabadian Perjalanan mundur Tentang epitaf masa lalu Dikekalkan waktu 3 Kenangan adalah musuh ingatan Lawan lupa, Sisakan perjuangan berat bagi kita, Seperti kata Kundera 4 Kenangan adalah awal ketiadaan Akhir perjalanan Luruh bersama senja Rapuh bersama usia 7/7/2008
Seremonia Pagi Hari kicau burung membuka tabir hari, tanah yang terbangun dari mimpi, katamu di dahan yang merobek ufuk dan membuyarkan warna matahari sehingga pada sajadah itu masih membekas sujud kening bersaput wajah kelabu seorang hamba menghiba dalam linangan air mata Seremonia Siang Hari matahari bertahta di singgasana dalam garis tegak lurus dengan pusaran rambut semesta kerdil bayangan bersimpuh mencium kaki sendiri di tanah yang melukis sepi Seremonia Senja Hari tepat di tengah matahari sebuah layangan jatuh dihempas pasukan angin bersama ungu ia menari menyelingi lagu kanak-kanak benangnya menjerat waktu agar sejenak berhenti menikmati hari di tepi Seremonia Malam Hari matahari melipat tubuhnya sembunyikan warna terang di sudut sayap gulita suara malam menjelang kisah panjang kesetiaan dan waktu pun pulang menemu rembulan
STRUKTUR KEPENGURUSAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG PERIODE 2008-2009 Pelindung : Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang Pengarah : Presiden BEM Universitas Wahid Hasyim Semarang Ketua : Junaidi Abdul Munif Wakil ketua : Muttaqin Sekretaris : Sopyan Suprayoga Bendahara : Ihda Nurul Hidayati Anik Khoirurrizkiyyah Depdagri : Muhammad Tohir Aprilia Tri Atmasari Deplu : Septia Nurviani lestari Ulinniha Kerohanian : Aris Rubianto Umar Agus Hakim Dep UKM : Masjoni Ahmad Sabiqul Khoir Dep Pers : Cahayaningsih Miswaroh PSDM : Mustakim Taufik Hidayat Advokasi : Ayu Safitri
RENUNGAN UNTUK NEGERI Negeri ini telah dibesarkan oleh tetesan keringat dan darah para pejuang. Negeri ini telah ditegakkan oleh pemimpin yang ikhlas berjuang untuk negeri. Negeri ini telah diharumkan oleh prestasi putra bangsa di dunia Pemimpin datang silih berganti, Bergiliran memimpin negeri, Beragam karakter pemimpin, Hilir mudik di tampuk kekuasaan negeri ini Ada yang orator, Otoriter militer, Intelektual insinyur, Ulama intelektual, Pengusung nama besar bapak, Militer yang lembut, Lalu apa lagi? Intelektual militer, Orator insinyur, Otoriter lembut, Militer ulama? Sementara dari luar sana, kita layaknya boneka Yang bebas dimainkan oleh siapa saja sesuka hatinya. Kita adalah pemuda, anak kandung ibu pertiwi Putra bangsa yang meletupkan cinta di dada, Dengan merah-putih yang menyala-nyala dalam jiwa, Pembakar semangat membara untuk bangsa, Yang pernah melahirkan Sriwijaya dan Majapahit Yang disegani di dunia. Oh, kita telah lupa akan sejarah Lupa akan masa lalu yang membuat kita ja

RUANG PUBLIK POLITIS

DPR Sebagai Ruang Publik Politis Oleh Junaidi Abdul Munif Tahun 2009 ini bangsa kita akan dilelahkan dengan event politic party (perayaan pesta politik). Mulai dari pemilihan anggota DPR, DPD dan Presiden. Semuanya bermuara pada tujuan perbaikan nasib bangsa (rakyat) ke depan. Sistem pemerintahan demokrasi yang diwujudkan dengan trias politica ala JJ Rossesau, memang tampak ideal bagi masyarakat Indonesia yang plural. Presiden sebagai eksekutif, MA sebagai yudikatif serta DPR dan DPD sebagai legislatif. Demokrasi yang secara harfiah dimaknai sebagai sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat menyiratkan sebuah pesan bahwa rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi. Itu berarti rakyat menempati posisi vital dari sistem demokrasi ini. Karena itu dalam politik rakyat harus mendapatkan posisi dan tempat yang signifikan. DPR sebagai wakil rakyat adalah representasi penyambung lidah rakyat untuk disampaikan kepada presiden sebagai eksekutor (pelaksana). Di sinilah per