Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Pendidikan Karakter dari Keluarga

Pendidikan Karakter dari Keluarga Oleh Junaidi Abdul Munif             Pendidikan karakter dapat dikatakan sangat berumur tua. Rasulullah Muhammad Saw pun diutus untuk menyempurnakan akhlak, yang itu artinya membawa misi pendidikan karakter. Kemajuan bangsa Arab di zaman Nabi Muhammad rupanya menyisakan kekosongan dimensi akhlak masyarakat. Untuk itu sebelum berbicara tentang tauhid, syariat, fikih, Nabi ditugaskan menyempurnakan akhlak terlebih dahulu. Di Indonesia, pendidikan karakter merupakan salah satu isu pendidikan nasional yang menarik untuk dikaji. Berbagai karya ilmiah mulai dari skripsi, tesis, disertasi, jurnal, buku, dan artikel populer banyak membahas pendidikan karakter. Dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter seperti rumah dengan banyak pintu. Banyak cara untuk masuk ke “rumah” pendidikan karakter tersebut.       Pada tahun 2015, Mendikbud Anies Baswedan telah mengeluarkan Permendikbud No. 21 yang direvisi dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumb

Melindungi Anak-Anak dari Radikalisme

Melindungi Anak-Anak dari Radikalisme Oleh Junaidi Abdul Munif         Tragedi terorisme di Surabaya dan Sidoarjo memunculkan fakta yang mencengangkan, dua keluarga bersama anak-anaknya menjadi terduga peledakan bom. Keluarga Dita Oeprianto dan Puji Kuswati bersama empat buah hatinya semuanya meninggal saat meledakkan bom di tiga gereja pada Minggu pagi. Sedangkan keluarga Anton Febrianto di rusunawa Sidoarjo, ada tiga anak yang selamat. Bahkan ada satu anak Anton yang selamat dari pemikiran orangtuanya karena memilih sekolah dan tinggal bersama neneknya.             Pelaku terorisme semakin menakutkan karena telah melibatkan anak-anak sebagai martir. Kita tidak tahu apakah anak-anak tersebut secara sadar memilih ikut bunuh diri bersama orangtuanya. Atau mereka telah dibohongi orangtuanya, tidak tahu bahwa yang dibawanya adalah bom. Fenomena ini sebetulnya juga bukan perkara baru. Bahwa pemikiran radikal telah menyusup ke ruang-ruang sekolah, melalui ekstrakurikuler keislam

Ibu, Ujung Tombak Pendidikan

Ibu, Ujung Tombak Pendidikan Oleh Junaidi Abdul Munif             Pendidikan di Indonesia mengarah pada model sekolahan. Peran keluarga, -dan terutama ibu-, mulai tergeser. Padahal keluarga Keluarga mempunyai peran untuk melindungi anak dengan memberikan pola asuh yang sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam pembangunan Anak Indonesia, yang mengacu pada KHA (Konvensi Hak Anak) yaitu Non Diskriminasi; Kepentingan Terbaik bagi Anak; Hak Hidup, Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan; dan Menghargai Pandangan Anak. Terlebih ketika para ibu juga disibukkan untuk mencari nafkah bagi keluarga, semakin sedikit waktu yang tercurah untuk anak. Akan tetapi, ada pola yang sebetulnya linier, bahwa waktu sekolah anak sama dengan waktu kerja, khususnya ibu. Orangtua yang mendidik anak secara langsung sangat penting karena orangtua yang lebih tahu karakter anak, sehingga tahu cara mengarahkan potensi anak.             Tentu kita tidak mungkin mengharapkan ibu berperan seperti guru yang