Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

sekolah unggulan?

Paradigma Unggulan Oleh Junaidi Abdul Munif Dunia pendidikan kita mengalami apa yang disebut komersialisme pendidikan. Amanat undang-undang dasar 1945 menyiratkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Namun, karena komersialisme pendidikan ini, hanya warga negara yang kaya saja yang mampu menikmati pendidikan lebih baik. Hal ini diperparah dengan paradigma unggulan di masyarakat kita. Masyarakat kita selalu menganggap bahwa sesuatu yang unggulan pasti menyediakan fasilitas dan kualitas tenaga pendidik yang baik. Fasilitas dan tenaga yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik pula. Begitu hukum kausalitasnya. Kuliah di Perguruan Tinggi (PT) negeri atau unggulan akan menghadirkan prestis (gengsi) tersendiri. Maka banyak calon mahasiswa memilih universitas negeri ketika mendaftar, baru PT Swasta sebagai alternatif jika tak diterima di PT Negeri. Karena dicap sebagai universitas unggulan inilah, banyak universitas yang dengan seenaknya memberikan syarat masuk beru

resensi buku

Pemilu Amerika untuk Dunia Oleh Junaidi Abdul Munif Data Buku Judul : Barack Obama VS McCain, Duel Poliitk yang Sangat Menentukan Perubahan nasib Amerika dan Dunia Penulis : Achmad Munif Penerbit : Narasi, Jogjakarta Terbit : Juli, 2008 Tebal : 104 halaman November 2008, negara adidaya Amerika Serikat (AS) akan melangsungkan pemilihan presiden. Pemilu yang tidak hanya ditunggu oleh maysarakat AS saja, tapi oleh warga dunia. Hal ini karena presiden Amerika akan ikut menentukan peta politik, ekonomi dan keamanan dunia. Genderang pertarungan itu telah dimulai dengan terpilihnya Barack Obama dan John McCain yang akan bertarung sebagai capres dari Partai Demokrat dan Republik. Setelah sebelumnya perhatian dunia tersedot melihat pertarungan ketat dan menegangkan di intrenal partai Demokrat antara Obama dan Hillary Clinton, istri Bill Clinton. Untuk menyemarakkan pertarungan itu, bertebaranlah buku-buku yang membahas tentang pemliu AS itu. Seperti buku yang ditulis Achmad Munif yan

rengeng-rengeng

Strategi Politik Menjelang 2009 Oleh Junaidi Abdul Munif Satu tahun menjelang pemilu 2009 adalah masa-masa rawan pemerintahan SBY-JK. Dalam empat tahun ini angka-angka merah masih mendominasi rapor SBY-JK. ”Lawan-lawan” politik SBY sudah mulai bergerilya dengan melakukan ”kampanye terselubung”. Tujuannya jelas, sebuah langkah awal menjelang pemilu 2009. Para pengamat politik saat ini menganalisis bahwa posisi SBY sangat tidak aman. Ada ketidakstabilan dalam Kabinet Indonesia Bersatu, termasuk ”renggangya” hubungan RI 1 dan RI 2. Dia tidak hanya ”diserang” oleh pihak di dalam pemerintahan (kabinet dan partai yang berkoalisi dengannya), tapi juga pihak luar yang menempatkan dirinya sebagai oposan. Oposan inilah yang kerap memunculkan statement yang ”menggoyang” singgasana SBY. Salah satu tokoh yang mencuat adalah Megawati Soekarno Putri. Popularitas putri presiden pertama RI ini mulai menggeser popularitas SBY yang mulai redup. Megawati berhasil memanfaatkan momentum ketidakpercayaan

pemimpin muda

Saatnya Pemuda Memimpin Oleh Junaidi Abdul Munif Hadirnya peminpin muda adalah sebuah keniscayaan. Regenerasi kepemimpinan di Indonesia harus segera dimulai. Kekuatan stasus quo yang diwakili tokoh-tokoh tua dan masih bercokol di kursi pemerintahan adalah "benalu" yang gagal membawa bangsa ini dari jurang keterpurukan. Bukan semata majunya Barack Obama sebagai capres dalam pilpres Amerika Serikat yang membuat kita latah untuk meneriakkan saatnya pemimpin muda maju di garda depan. Harus diakui, majunya Obama sedikit banyak menjadi faktor. Namun, lebih tepat kiranya jika Obama dilihat sebagai momentum. Bahwa negara sekuat Amerika yang berlimpah sumber daya manusia, membutuhkan seorang figur muda yang tampil di depan. Apalagi Indonesia yang baru belajar berdemokrasi. Indonesia mengalami krisis berkepanjangan. Terbukti, selama dipimpin oleh golongan tua, belum ada kemajuan yang signifikan. Kebijakan lebih dibuat dengan asas hati-hati dan reaksioner, tanpa inovasi dan spirit k

SAJAK HENING

DALAM KEKOSONGANKU AKU HENING

TENTANG LEBARAN

TENTANG LEBARAN di antara gema takbir agungnya asma Allah terucap oleh mulut-mulut yang masih belajar mengeja alif lam lam ha di antara saf-saf di setiap masjid dan lapangan jutaan umat dan milyaran umat khusyuk dalam ritus tahunan menjalankan seremoni sunnah namun menjadi wajib karena momentumnya lalu minal aidin wal faizin mohon maaf lahir batin taqobbalallhu minna wa minkum taqobbal ya karim shiyamana wa shiyamakum