Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Kebangkitan Ilmu Politik Nusantara

Gambar
Data Buku Judul                           : Pesantren Studies 4a; Buku IV; Khittah Republik Kaum Santri dan Mada Depan Ilmu Politik Nusantara Penulis                     : Ahmad Baso Penerbit                    : Pustaka Afid Jakarta Tahun                       : April 2013   Tebal                         : xiv + 437 halaman Kebangkitan Ilmu Politik Nusantara Oleh Junaidi Abdul Munif Selama ini pesantren distigmatisasi sebaga...

Membangun Karakter Pelajar Indonesia

Gambar
Data Buku Judul                         : Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah! Penulis:                    : Prie GS    Penerbit                   : Visimedia Cetakan                    : 2012   Tebal                         : x ii + 574 halaman ISBN                          : 978- 065 - 149-X Membangun Karakter Pelajar Indon...

Wajib Belajar atau Wajib Sekolah?

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki program wajib belajar 12 tahun. Sebelumnya , kita akrab dengan program wajib belajar 9 tahun. Perkembangan zaman memaksa pemerintah untuk menaikkan standar minimal belajar , agar anak-anak Indonesia tidak tertinggal oleh anak-anak dari negara (yang dianggap) maju. Kendati dinamakan wajib belajar, yang dimaksud program ini adalah wajaib sekolah 12 tahun. Seperti dikatakan Men teri Anis Baswedan, “kalau sudah wajib belajar, jika tidak sekolah, anak bisa kena sanksi. Semua harus belajar ( Kompas, 30/10 ). Artinya, anak-anak minimal harus lulus setingkat SMA. Rincian nya adalah SD (6 tahun), SMP (3 tahun) dan SMA (3 tahun). Kita tampaknya begitu mudah dan tanpa beban menukar “sekolah” dengan “belajar”, seolah dua kata ini bersinonim. Sekolah dan belajar tentu saja adalah dua kegiatan yang sangat berbeda. Sekolah memiliki konsekuensi berupa ruang kelas, guru, mata pelajaran, jam pelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran yang terencan...

Belajar Pendidikan pada Gus Dur

Belajar Pendidikan pada Gus Dur Oleh Junaidi Abdul Munif Pada 30 Desember 2015 lalu genap enam tahun KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggalkan kita semua untuk menghadap Tuhan. Banyak warisan pemikiran Gus Dur yang masih menjadi topik diskusi hingga saat ini, dan tampaknya akan selalu relevan sampai masa depan. Semua itu tidak lepas dari kecemerlangannya dalam melihat berbagai masalah kehidupan untuk menemukan solusinya. Banyak dari kita mengenal Gus Dur sebagai kiai, politisi, pejuang demokrasi, tokoh toleransi, seorang humanis, dan atribut lain. Tapi penulis yakin, pemikirannya yang melintasi berbagai bidang itu tidak dapat dilepaskan dari proses pendidikan yang dijalani Gus Dur. Menurut sahabatnya, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) dalam salah satu ceramah, Gus Dur belajar banyak ilmu dari khasanah Islam klasik sampai kontemporer. Kalau melihat Gus Dur hanya dengan satu kacamata ilmu, kita tidak akan bisa memahami Gus Dur dan langkah-langkahnya.   Harus diakui, pen...