Resensi Buku Menu Sarapan Favorit Pilihan Keluarga
Data Buku
Judul : Menu Sarapan Favorit Pilihan
Keluarga
Penulis : Dian Wuri Handayani
Cetakan : I, 2014
Tebal : 92 halaman
Penerbit
: Visi Mandiri, Surakarta
ISBN : 978-602-1130-91-9
Harga : Rp 44.000,00
Sarapan Menambah Harmonis
KeluargaOleh Junaidi Abdul Munif
Orang-orang bekerja di luar rumah, beraktivitas sejak pagi hari, banyak yang mengabaikan sarapan. Alasan takut terlambat ke tempat kerja dan terhadang macet di jalan, menjadi justifikasi pengabaian sarapan.
Ibu rumah tangga yang juga bekerja di luar, pagi hari adalah kesibukan yang luar biasa. Mulai dari menyiapkan kebutuhan anaknya sekolah, suaminya bekerja, bahkan kebutuhannya sendiri. Semakin lengkaplah sarapan sering absen di meja makan keluarga. Suami istri lebih memilih sarapan saat istirahat kerja dan memberikan uang agak berlebih agar anaknya sarapan di sekolah.
Banyak keluarga bisa jadi uring-uringan gara-gara sarapan. Istri yang terbiasa menyiapkan sarapan pun tak luput dari “tragedi pagi hari” itu. Misalnya, karena bangun kesiangan, istri tidak mungkin membuat sarapan untuk keluarga. Anak-anak terburu-buru menjelang berangkat sekolah. Suami bisa jadi ngambek.
Kalaupun ibu sempat membuat sarapan, umumnya adalah masakan yang simpel. Nasi goreng dan telur ceplok, misalnya, menjadi menu yang lazim. Tapi jika setap hari menu sarapan monoton, tentu akan sangat membosankan. Anak-anak yang masih dalam masa perkembangan memerlukan gizi yang lengkap.
Menyiapkan sarapan sendiri bagi ibu rumah tangga dapat memberikan kepuasan tersendiri. Bahan-bahan makanan yang dibutuhkan terjamin kualitasnya. Dibanding sarapan di luar yang tidak kita ketahui apakah kualitas bahan makanan terjamin dan higienis. Selain itu, sarapan di luar membuat anggaran pengeluaran membengkak.
Buku anggitan Dian Wuri Handayani, guru tata boga, ini menyajikan menu pilihan sarapan selama sebulan. Variasi menu sangat beragam, sehingga dijamin tidak akan membosankan. Dilengkapi dengan menu sarapan sebulan, pembaca bisa memilih menu sesuai selera. Namun, kita bisa membuat jadwal menu sendiri. Semua tergantung dengan selera dan anggaran belanja.
Penulis juga menyajikan tips untuk mengelola sarapan agar selalu tersedia di meja makan setiap pagi. Misalnya, kebutuhan bisa disiapkan sejak awal bulan, kemudian disimpan di kulkas. Bahan-bahan yang diperlukan, seperti merajang atau mengiris, mengulek bumbu, bisa disiapkan sejak malam hari. Sehingga pada pagi hari, yang dilakukan tinggal memasak saja.
Selain disantap di rumah, sarapan boleh juga dibawa ke tempat kerja. Untuk pria eksekutif, rasanya tak akan malu jika harus menenteng bekal ke kantor dengan menu sarapan dari buku ini. Meski dibuat di rumah, masakannya adalah kelas restoran. Para suami bisa membanggakan masakan istrinya kepada rekan-rekan kerja.
Sarapan atau makan pagi tidak lagi sekadar kebutuhan primer. Kini, aktivitas makan secara umum, telah menjadi gaya hidup (life style) tersendiri. Beragam acara kuliner di televisi turut berperan mengangkat martabat makanan dan aktivitas makan. Sering kita jumpai di media sosial, orang-orang mengunggah foto menu makanan dan kebersamaan di meja makan.
Sangat sahih jika kita menganggap makan sebagai gaya hidup. Tetapi, lebih penting lagi, makanan yang kita santap, selain enak, tentu saja harus sehat. Terjamin kebersihan bahan makanan dari saat penyiapan sampai pengolahan menjadi makanan yang siap santap.
Sarapan bisa menentukan mood kita dalam bekerja dan aktivitas. Ibaratnya, sarapan adalah pondasi yang menguatkan bangun fisik, mental, attitude, dan atensi kita selama 24 jam. Dengan sarapan yang berkualitas, hubungan suami istri bertambah harmonis. Anggota keluarga akan menyambut pagi hari dengan ceria, karena hadirnya sarapan di meja makan.
Komentar