SELEKSI ALAM PENULIS

Seleksi Alam Penulis
Oleh Junaidi Abdul Munif

Teori Darwin yang terkenal selain evolusi makhluk hidup adalah seleksi alam. Makhluk hidup yang kuat dan mampu beradaptasi terhadap lingkungannya, dialah yang akan terus bertahan hidup.

Teori ini juga bisa diterapkan dalam dunia tulis-menulis. Sekarang seolah para (calon) penulis dimanjakan dengan membanjirnya koran, majalah, tabloid, dan jurnal yang menyediakan ruang bagi tulisan-tulisan yang segar dan bagus. Rubrikasi media massa pun memberi tempat seluas-luasnya sesuai kepakaran (kapabilitas) penulis.

Ini merupakan tantangan bagi seseorang yang telah menancapkan tekad untuk menjadi penulis. Penancapan tekad ini jika tak diimbangi dengan adaptasi dan kemampuan untuk menangkap ide-ide segar, membuat seorang penulis akan gagal melewati seleksi alam.

Kemampuan menangkap isu, orisinalitas ide dan selalu memberikan hal yang baru adalah tiga hal yang mutlak dimiliki oleh penulis. Jika tiga hal ini gagal dimiliki oleh penulis, niscaya ia seperti makhluk hidup yang gagal lolos seleksi alam dan punah.

Persaingan dalam penulisan cukup berat. Bayangkan, satu rubrik diperebutkan oleh sekian puluh, -mungkin ratusan-, penulis yang mengirimkan karyanya agar dimuat. Di sini redaktur pun menempati peran yang sangat vital.

Seorang penulis membutuhkan imunitas, berupa ketekunan membaca, diskusi, membentuk komunitas penulis yang diharapkan mampu mendorong meningkatnya kemampuan menulis. Satu hal lagi, keberuntungan (luck) –jika masih dianggap ada- menjadi faktor X yang membuat penulis tetap eksis.

Seleksi alam penulis pun berjalan dengan sangat liar dan kejam. Belum lagi peran seorang redaktur yang juga tak bisa dianggap sebelah mata. Seperti kata Borges, tangan redaktur, yang sekaligus editor, adalah tangan dewa yang bebas mengobrak-abrik naskah yang masuk.

Jika faktor-faktor tersebut dimiliki olah penulis, maka ia bisa survive di tengah ketatnya persaingan jagad literal. Dia tidak seperti kata Chairil Anwar yang berkata, ”sekali berarti sudah itu mati”. Ia akan terus berkarya dan tak mati-mati.

MAHASISWA PAI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekonstruksi Tradisi Sound System di Pernikahan

Prie GS; Abu Nawas Zaman Posmo

coretan tentang hujan dan masa kecil